Monday, May 31, 2010

pengen nulis banyak.... tapii....

Sebenernya saya pengen nulis banyak... terutama tentang keilmuan di bidang pemeriksaan keuangan negara/ daerah, tapi sayang ilmu saya masih dangkal, belum matang dan takut kalo nantinya malah salah... hehehe... Doakan sahabat, semoga keilmuan saya tambah matang dan saya bisa membagi-baginya di berbagai media, di blog, di durat kabar, di Majalah Pemeriksa, di Jurnal Ilmiah, dan lain-lain sebagainya...
Kata Mr. BAP (Kalan saya waktu saya di BCF Manado), ada 2 manfaat dari kita melakukan kegiatan penulisan karya ilmiah, yang pertama adalah keilmuan kita tambah mantap, yang kedua angka kredit. Nah, bagus kan....
Yok mari kita banyak membaca biar bisa menulis banyak dan bermanfaat....... Amiin

Wednesday, May 26, 2010

daftar hadir kosong remunerasi harus dipotong....

Baru-baru aja terjadi peristiwa heboh di Perwakilan Body Checker Finance (BCF) sini karena temuan pemeriksaan (apa pengawasan?) Tim dari Itama (Inspektorat Utama). Temuan yang bikin heboh itu mengenai daftar hadir pegawai yang banyak bolongnya (tidak ditandatangani) namun di rekapitulasi tercatat hadir. Tim Itama (TIT) mengangkat hal tersebut menjadi temuan, hasilnya banyak yang kena TGR karena menurut TIT kalo tidak tanda tangan ya tidak hadir. Dan TIT menghitung kalo daftar hadirnya bolong 1 (baik pagi, siang, dan malam) berarti remunerasi yang diterima seharusnya dipotong 1% untuk setiap hari yang bolong. kalo sehari bolongnya 3x ya 3%. Analisa perhitungan itu menghasilkan data perhitungan remunerasi pegawai yang seharusnya dipotong ada yang sampai 2 juta karena bolongnya ampe berbulan-bulan. Dan sebagian besar pegawai antara 100 rb - 1 juta. Rrruuaaarrrrr Biasaaaaa......... Trus kelanjutannya???
Dari para pegawai berharap temuan tersebut tidak diberi rekomendasi untuk pengembalian uang ke kas negara. Kenapa??? Karena TIT harus mencari penyebabnya kenapa bisa daftar hadir bolong begitu banyak???? Saya sebagai saksi hidup mau ngasih alesannya neh:
  1. Harus di cek terlebih dulu apakah sistem presensinya yang tidak memadai atau memang benar2 pegawai yang tidak tanda tangan daftar hadir tidak berangkat;
  2. Daftar Hadir tidak diantar ke masing-masing ruangan oleh Sub Bag SDM;
  3. Tidak ada mekanisme konfirmasi dari Sub Bag SDM jika ada daftar hadir yang kosong, apakah orangnya benar tidak hadir atau sedang tugas atau kelupaan;
  4. Masa iya sih kalo benar pegawai tidak hadir sampai 30 hari atau berbulan - bulan tidak ditegur sama atasan langsungnya???
  5. TIT apa tidak memperhatikan kemungkinan2 tersebut di atas??? kalo memang memaksakan temuan demikian ya berarti gak ada sisi kemanusiaannya tuh... hehehe...
  6. Tugas TIT adalah pengawasan bukan pemeriksaan... dampak dari pengawasan rekomendasinya adalah pembinaan.... (apakah TIT sudah melakukan pembinaan???)
Wah udah ah ntar kebanyakan, tolong teman-teman di Itama pahami lagi dong kondisi-kondisi di atas apa sebenernya penyebabnya, supaya rekomendasi yang disampaikan besok benar-benar menghilangkan penyebabnya. Kan udah pernah dapet diklat kalo tujuan rekomendasi itu menghilangkan sebab. Kalo sebabnya dah ketemu yang sebenarnya, pasti rekomendasinya OK.
Salam Hangat dari Gorontalo.... !!!
*untungnya sekarang dah pake handkey, jadi yang bolong ya memang yang telat hehehe....*

Wednesday, May 19, 2010

kamu kamu kamu lagi....

Teringat seorang teman, di statusnya nulis: itu lagi itu lagi.... Ternyata dia sedang memikirkan tentang kejadian di kantor BCF (Body Checker Finance, red) sini, yang kalo ada diklat di Jakarta pesertanya pasti "kamu kamu kamu lagi....."
Emang aneh sih, kalo di BCF sini ada unsur teknis (sub auditorat) dan unsur penunjang pendukung (sekretariat), tapi kalo ada diklat yang berkaitan dengan peningkatan kualitas auditor yang ikut / dikirim yang dari sekretariat. Yang dari sub auditorat jarang, bahkan boleh dibilang gak pernah. Karena apa? Setelah saya amati, ketika ada fax dari pusdiklat tentang permintaan peserta diklat yang menerima bagian sekretariat, kemudian langsung deh pada mengusulkan diri masing-masing untuk diikutkan... trus dibikin nota dinas kepala perwakilan (kalan), ditandatangani kalan dan difax balik... trus seminggu kemudian datanglah fax dari pusdiklat tentang pemanggilan peserta diklat.
Yang di Sub Auditorat??? yah... maaf ya, anda harus berkutat dengan file2 pemeriksaan, jadi harus konsen ke situ, gak usah mikirin diklat di Jakarta, biar yang berangkat Diklat yang gak sibuk di kantor... hehehe....
Ssebenernya saya gak pengen menulis ini, ntar dibilang,"ah lu iri aja kan Mam....". Bukan. Saya malah masa bodoh dengan diklat di Jakarta. Sebisa mungkin saya gak akan meminta untuk diikutkan diklat. Kalo ditawari baru mau. Tapi saya prihatin dengan teman2 yang di Sub Auditorat, mereka jarang diikutkan diklat di Jakarta, padahal sebenarnya momen diklat sangat penting untuk meng-upgrade pemahaman, kemampuan, dan ketrampilan yang diperlukan dalam tugas pemeriksaan. Tapi mau bagaimana lagi, apa kita harus merengek-rengek minta???
Akan lebih baik, ketika ada kesempatan diklat, pimpinan perwakilan menawarkan secara fair ke seluruh pegawai (baik sekretariat maupun sub auditorat) untuk kemudian diseleksi oleh pimpinan perwakilan dan baru kemudian dikirimkan ke pusdiklat. Jadi, ketika prosesnya fair tidak ada teman yang merasa menjadi anak tiri. Tidak ada unit kerja yang menjadi anak tiri.....
Semoga, ke depannya tidak ada teman bersenandung lagunya The Sister, "...kamu kamu kamu lagi....."

Saturday, May 01, 2010