Tuesday, December 29, 2009

Kisah Seorang HNW yang Menolak Mobil Volvo


Saat diamanahi menjadi Ketua MPR periode 2004 - 2009, Hidayat Nur Wahid (HNW) akan diberi fasilitas Mobil Dinas bermerek Volvo yang harganya berkisar 900 juta rupiah. Namun HNW menolaknya, beliau lebih memilih Mobil Camry sebagai mobil dinasnya, dan mobil itu pun merupakan bekas mobil-mobil yang digunakan untuk kepentingan KTT Asia Afrika 22-23 April 2005.

Hidayat Nurwahid mengatakan, selama ini ada semacam 'kebiasaan' bahwa jabatan negara selalu diidentikkan dengan fasilitas mewah yang disediakan negara. "Kami justru ingin agar ada penghematan anggaran. Apalagi negara sedang mengalami kesulitan seperti ini," katanya.

Kalaupun sebagai pimpinan MPR berhak memperoleh fasilitas dari negara, kata Nurwahid, maka perlu diusahakan bahwa fasilitas itu tidak menimbulkan penilaian buruk dari publik. Misalnya, mengenai kendaraan dinas, pimpinan MPR menginginkan agar bukan kendaraan bermerk Volvo, namun kendaraan merek lain yang harganya jauh lebih murah dibanding Volvo.
"Dulu yang kita tolak itu kan mobil Volvo yang memang kalau dilihat dari harganya Rp 900 jutaan.

Namun sekarang pemerintah membeli mobil Toyota Camry yang harganya sekitar Rp 350 juta per unit. Jadi disitu ada selisih harga sekitar 550 juta," ujarnya di Gedung DPR/MPR, Senayan, Jakarta, Rabu (6/4/2005).

Menurut Hidayat usulan penolakan mobil Volvo terbukti dapat menghemat keuangan negara. Jika dihitung satu unit kendaraan ada selisih 550 juta dan dikalikan 60 mobil, ada penghematan anggaran negara sekitar Rp 33 miliar.


Ia menambahkan, pada prinsipnya pembelian mobil itu untuk melayani tamu negara, bukan sebagai mobil dinas pejabat negara. Jika kemudian mobil itu dijadikan mobil dinas pejabat negara, lanjut Hidayat, merupakan kebijakan lain pemerintah.

"Tapi yang jelas, pembelian mobil tersebut telah berhasil melakukan penghematan uang negara sebesar Rp 33 miliar. Hal ini sesuai dengan yang kami usulkan kepada pemerintah untuk melakukan penghematan dan efisiensi keuangan negara," jelasnya.


Kisah di atas saya refleksikan dengan kondisi saat ini, saat pejabat negara (menteri dan pimpinan lembaga negara) akan mendapatkan fasilitas mobil dinas Toyota Crown Salon seharga 1,3 M per unit nya, adakah yang berani bersikap seperti HNW??? Ayolah... semoga Harapan Itu Masih Ada....

Sunday, December 20, 2009

Ops.. kenapa ya...

Iseng-iseng tadi aku buka alamat blog ini dengan menuliskan url-nya di addres bar... kok yang keluar hasil search engine Om Gugel.... trus hasilnya gak ada satupun yang nge-link ke blog ini...
trus aku ketik alamat blog istriku.... hasilnya sama search engine Om Gugel, tapi ada link-nya ke blog istriku....
Akhirnya dari blog istriku aku coba sign-in ke blogger, bisa, aku ketik ini, trus tulis ini, coba lihat entar hasilnya bisa kebuka gak... PENASARAN.... kenapa ya???

Friday, December 04, 2009

2 0 1 2

dapet email forward-an dari teman, hehe.... sebuah joke yang cukup menghibur....
(thanks Mas Tito atas forward-annya...)
Di tahun 2012, Tuhan memanggil Presiden AS, Cina, dan Indonesia untuk menyampaikan bahwa Ia memutuskan dalam tiga hari dunia akan kiamat. Tiga pemimpin ini disuruh kembali ke negaranya untuk menyampaikan kepada rakyat mereka masing-masing.

Akhirnya ketiga pemimpin ini pulang ke negara masing-masing sambil putar otak bagaimana caranya menyampaikan kabar ini kepada rakyatnya agar tidak panik.

Di depan Kongres Amerika dan disiarkan langsung di TV, Presiden Obama berpidato, "Ladies and gentlemen, ada kabar baik dan ada kabar buruk. Pertama kabar baik dulu. Tuhan itu benar-benar ada, seperti yang kita yakini. Kabar buruk: Tuhan akan memusnahkan dunia ini dalam tiga hari."

Hasilnya, terjadi kerusuhan dan penjarahan di mana-mana.

Di Cina, presiden cina berpidato didepan Kongres: "Kamerad, ada kabar baik dan ada kabar buruk. Pertama kabar baik dulu. Ternyata Marx, Stalin, Ketua Mao, dan para pendahulu kita salah. Tuhan itu benar-benar ada. Kabar buruk: Tiga hari lagi Tuhan akan mengkiamatkan dunia ini."

Hasilnya lumayan, orang-orang Cina lari menangis ketakutan dan membanjiri tempat ibadah utk bertobat.

Di indonesia, di depan sidang paripurna DPR yang dipimpin oleh ketua komisi III Benny K. Harmain dan disiarkan langsung oleh TV One, MetroTV, dll SBY berpidato: "Saudara sebangsa dan setanah air, saya membawa dua kabar baik.

Kabar baik pertama: Sila pertama Pancasila kita sudah benar, bahwa Tuhan itu benar-benar ada.

Kabar baik kedua: Dalam tiga hari ini semua masalah Bank Century, KPK, Polri, Buaya, Cicak, Komodo, PLN, Ujian Nasional, mal nutrisi bayi, IFES, energi, kesulitan pangan, penderitaan, kemiskinan, terorisme, korupsi, banjir dan segala macam kriminalisasi di Indonesia akan segera berakhir."

Hasilnya sukses besar. Seluruh rakyat dan mahasiswa larut dalam pesta dangdut dan tumpengan di mana-mana.