Friday, November 27, 2015

Pak Kasim Guru Bahasa Indonesiaku

Memperingati hari guru yang jatuh hari kemarin (25/11), saya sebenarnya pengen menulis banyak tentang kisah guru-guru saya yang masih saya ingat dan kenang. Tapi ketidaklonggaran waktu saya untuk menulis banyak hal tentang guru menyebabkan saya mungkin aku mulai dulu dengan menceritakan tentang salah seorang guru saya di SMP.

Kasim. Demikian namanya. Singkat memang, tapi cerita tentang dia tak bisa jika hanya diungkapkan sesingkat namanya. Beliau mengajar saya mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMP Negeri 1 Kebumen. Pertama kali berinteraksi, tentunya saat awal saya masuk kelas 1.B Tahun Ajaran 1994/1995. Beliau wali kelas saya.

Kesan pertama, beliau ramah, dan suka bercanda. Dan itu memang hanya kesan pertama. Benar-benar hanya pada saat pertama kali bertatap muka dengan kami, murid-muridnya di Kelas 1.B. Setelah itu, dalam mengajar, beliau hampir tidak pernah tertawa, meskipun beliau wali kelas kami. Entah apa alasannya, tapi itu akhirnya menjadi trademark-nya.

Contoh Huruf Latin

Satu barang yang harus ada di meja saat dia mengajar bahasa Indonesia, Lembar Contoh Huruf Latin yang biasanya dijual di toko - toko buku (yang ada huruf HaNaCaRaKa-nya juga). Itu harus ada. Karena huruf pada tulisan tangan kami harus sama dengan huruf pada contoh huruf itu. Misalnya, huruf "t" tingginya tidak boleh sama atau melebihi huruf "k". Bentuk huruf-nya pun harus mengacu contoh huruf itu. Dan untuk menguji apakah murid-muridnya sudah bisa menulis sesuai contoh huruf, pasti ada murid yang disuruh maju ke depan menjawab soal dengan menuliskan jawabnya di papan tulis. Kalo gak bisa sama, bisa 2 jam pelajaran.

Kalimat Sempurna

Di Pelajaran B. Indonesia, kami menggunakan buku terbitan Tiga Serangkai. Di dalam buku itu ada materi dan ada soal latihan. Jika sudah menginjak soal latihan, maka setiap ada pertanyaan maka jawabannya adalah kalimat sempurna.
Siapa yang mengajar Bahasa Indonesia dengan teliti??
Jawab : Yang mengajar Bahasa Indonesia dengan teliti adalah Bapak Kasim.

Kamus Bahasa Indonesia

Arti setiap kata harus berdasarkan kamus. Ya, jika tidak sesuai kamus maka disuruhlah siswa ke perpustakaan untuk meminjam kamus, dibuka di kelas, dicarilah arti kata yang menjadi materi saat itu. Awal perkenalan kami dengan KBBI itu ada di Cawu pertama kelas 1. Pak Kasim memberikan 10 kata kata untuk dicari artinya. Kami asal aja mengisi dan mendefinisikannya. Akhirnya.... kami sekelas menghabiskan waktu 2 jam pelajaran untuk mengartikan 10 kata tersebut dari KBBI.
Ohya saat Upacara, pas kelas 1.B mendapatkan giliran sebagai petugas upacara, salah seorang teman kami bernama Ali Zaen mendapatkan tugas sebagai pembaca naskah Pembukaan UUD 1945. Tapi di paragraf ketiga, Ali membaca kata "gerbang kemerdekaan" menjadi "gerbong kemerdekaan". Langsung deh pas kebetulan di jam ke-8 hari senin ada jam pembinaan wali kelas, si Ali disuruh meminjam KBBI dari perpus dan disuruh membedakan kata "gerbang" dengan "gerbong".

Aku juga pernah 2 jam pelajaran saat diajar beliau. Betul betul diajarkan menulis sesuai huruf latin yang dicontohkan di lembar contoh huruf latin. Ya saat itu materinya soal latihan essay, sudah kujawab dengan kalimat sempurna. Namun bentuk huruf yang kutulis tidak sama dengan yang ada di lembar contoh huruf latin sambung. Dan beneran deh saat itu tangan sampai pegel pegel nulis halus.

Tapi alhamdulillah, saat diajar pak Kasim, nilai Bahasa Indonesiaku baik baik terus. Dan beliaulah yang saya akui menanamkan pemahaman dasar dalam pelajaran bahasa Indonesia yang kelak dipakai hingga dunia kerja.

Trimakasih Pak Kasim. Al Fatihah untukmu. 

Monday, August 31, 2015

#KuisBudiPekerti : Tempat Duduk di KRL Commuterline



Ada seorang siswi SD yg tinggal daerah pondok ranji, bersekolah di salah satu SD Swasta dekat kebayoran. Siswi tersebut tiap harinya bersekolah naik KRL jurusan Tanah Abang dengan berangkat dari stasiun Pondok Ranji dan turun di Stasiun Kebayoran.

KRL tiap harinya selalu padat, dan dapat tempat duduk di KRL merupakan keberuntungan. Seperti pada pagi ini, anak SD tersebut ternyata dapat tempat duduk dalam KRL. Namun beberapa menit kemudian, ada seorang lansia yang tidak mendapatkan tempat duduk. Lansia tersebut berdiri di hadapan siswi SD yg sedang duduk itu. Lansia ini wajahnya tampak keliatan kesal karena ingin duduk dengan harapan siswi tersebut mau memberikan tempat duduk untuknya.

Dan terjadilah dialog berikut:

Ibu Lansia: Dek, bisa ganti ibu yg duduk tidak?
Siswi SD : gak ah... ini kan tempat duduk khusus penumpang biasa. Karena ibu orang lansia, yah suruh berdiriin orang lain yg lagi duduk di tempat duduk prioritas lah..
Akhirnya ada PKD yang menghampiri
PKD: ibu duduk saja di tempat prioritas. karena ini untuk penumpang lain.!
Ibu Lansia; Baik mas..
Siswi SD : Nah, gitu dong bu duduk di tempat prioritas.. makannya gunain yang benar itu tempat duduk prioritas biar sepi atau padat penumpang!..


Dari peristiwa tersebut, kira kira siapa yang benar siapa yang salah??



komentar komentar yang masuk:
- Anak itu benar
- Ga taulah mana yg bener.sebaikna anak SD memberikan tmpt duduk.hormatilah org lbh tua darimu.di penabur kan slalu diajarkan budi pekerti
- naik krl kl sudah jadi rutinitas maka kesempatan dapat bangku adalah hal yg sangat langka .. itulah gunanya PKD .. mentertibkan yg 'tidak tertib'
- Secara hak si anak itu bener, secara etika emang ga pantes.
- Kursi prioritas untuk penumpang prioritas
  Kursi lain ya siapa cepat dia dapat.
  Ibu itu harus beri contoh meminta hak pada tempatnya.anak itu tepat meminta ibu itu berbicara pada   perampas hak prioritas
- Walau anak itu benar, saya malah jadi penasaran; Orang2 disebelah kanan dan kiri anak itu pada ngapain ya? Lansia semua kah? Anak bayi semua kah? Ibu hamil semua kah?
- Kenapa fokusnya hanya ke si anak SD itu, apakah tdk ada penumpang lain yg juga duduk di sebelah kanan dan kiri anak SD itu...yg tentunya masih lebih kuat utk berdiri dibanding anak kecil
- Sy pernah begini juga kereta masuk kosong naik semua penumpang tetiba ada rombongan (maaf) tuna netra dan org tua semua penumpang mengarahkan agar mereka duduk d pojok ehh pada ga mau akhirnya bbrp ibu tuna netra yg ga krbagian tempat duduk meminta hak penumpang biasa alesanya ga mau misah, klo dah gini kan ga nyaman punya hak gak di pakai, dapat hak malah disuruh pindah.
- Kenapa ibu itu memintanya pada anak kecil? Anak kecil sama prioritasnya untuk duduk...
- Itulah...
  Makanya aneh kalau membela si ibu
  1. Meminta ke anak kecil?minta ke yg lain ga berani?
  2. Meminta kursi di kursi biasa padahal ada kursi prioritas?
- Kalo kursi prioritas penuh & di tempati oleh yg berhak atas kursi prioritas gimana dengan lansia itu, apakah dia harus berdiri karna kursi prioritas penuh atau kah dia harus duduk di lantai ?
Bagaimana dengan manusia-manusia yg pura-pura tidur ?
- Kl kursi prioritas penuh dg yg berhak maka di kursi biasa bisa meminta tempat pada pria2 sehat,     wanita2 sehat. Baru ke anak2
Kecuali ada banci2 kaleng dalam bentuk laki2 tidur atau cewe2 manja dalam bentuk pekerja kantoran yg ga tau diri Mereka ini yg harus disemprot
- Bagus seandainya anak SD tersebut memberikan tempat duduknya bagi si nenek. Tapi ga bisa disalahkan juga bila ia tidak mau memberikan. Secara moral mungkin memang jd g terlihat bagus, karna sianak ga mau memberikan tempat duduk/menghormati yg lebih tua. Tapi yg jd pertanyaan, kenapa si nenek meminta kepada anak SD? Karna dia anak2? Ga berani menegur orang dewasa yang lebih kuat untuk berdiri? Ga mungkin kan kanan kiri atau belakangnya yg duduk Balita, Orang Hamil, Orang berkebutuhan khusus atau sesama lansia semua? Share saja, saya sering pergi menggunakan KRL bersama istri dan anak saya yg masih 2 tahun. Setiap istri saya berdiri, biasanya malah orang tua yg mempersilahkan tempat duduk untuk istri saya. Kadang akhirnya ada yg lebih muda yg mengalah. Atau seringnya saya tolak bila orang tua itu sudah sangat sepuh. Atau bila orang tua tersebut memaksa, ya saya hanya mendudukkan anak saya saja, biar orang tua tersebut tetap duduk. Tapi memang sie, setiap orang itu beda kondisi, beda kekuatan dan beda perilakunya
- Yah secara logika memang bener anak itu, tapi klo secara etika kurang bener. Oh iya ada lagi neh kejadian. Banyak orang pulang kerja yg daerah juanda biasanya suka naek kereta balik ke kota dulu jurusan bogor biar dapat tmpt duduk. Pas kereta sudah balik dari jkt menuju bogor distasiun sawah besar, juanda n gondangdia n cikini tiba2 ada ibu2 yg tdk terlalu tua habis pulang kerja juga suka mepet2 atau nyindir2 yg duduk yg lbh muda buat kasih tmpt duduk atau ada yg bilang lg sakit pusing dll or ibu2 hamil yg dicariin kursi ma PKD. Gimn sikap temen2 klo ngalamin hal ini? Tau sendiri kan tempt duduk hal yg langka di kereta, apalagi tiap hari berjuang dikereta di jam2 sibuk. Padahal udah mikirin solusinya biar ikut dulu ke kota untuk dpt tmpt duduk. Suka dilema klo kaya giini.
- Ane pun kalo kebagia tempat duduk pasti aja ada ibu2 yg masih muda atau mahasiswi yg nempelin lututnya ke kaki ane agar ane kasih tempat duduknya tapi maaf aja kalo luat mahasiswi atau ibu3 yg madih muda n sehayt ga giti aja ane kasih duduk..kecuali ug udah sepuh,hamil m yg kurang enak badan....baru ane kasih duduk...bingung juga ane knapa tiap ane duduk ada aja yg gesekin lututnya ke ane padahal di sekeliling ane masih banyak yg muda juga apa karena muka ane yg imut yak
- Intinya sih kalo lansia , bumil & penyandang disabilitas ikut kreta balik aja kecuali naik dari stasiun pertengahan ya hanya bisa pasrah akan keadaan di dalam kreta, untung krl bks meskipun padat tapi ga sepadat bogor
Seharusnya penumpang punya empati n toleransi yg tinggi ke sesama penumpang, klo memang stasiunnya deket2 kota, klo memungkinkan ikut balik ke kota dulu yah ikut balik ja. Jangan menjadikan senjata kondisi fisik qt biar dikasih tempat duduk ma penumpang lain. Saya pribadi klo lagi ga enak badan pasti ikut balik ke kota dulu, karena tau kondisi dalam kereta seperti apa dlm jam2 sibuk dan rasanya jg ga enak klo minta2 tempat duduk dng ngusir2 orang secara halus, padahal qt ga tau kondisi penumpang yg duduk seperti apa, bisa ja kan lagi sakit tapi ga kliatan sakit, atau habis begadang butuh tidur beneran dll. Kecuali klo naek dipertengahan stasiun beda cerita ya.
Klo postur tubuh nya bisa membuat nya tergencet saat berdiri berhimpitan dg penumpang lain, si anak SD berhak tetap duduk....
Terkadang juga ada ibu muda yg bilang mas aku hamil, padahal bukan pada tmpt duduk prioritas...knp sih org hamil bukan naik dirangkaian kreta khusus wanita...!!!!

Monday, June 29, 2015

Lelaki yang Bersandar di Pintu Kereta

Lelaki berpeci berdiri tenang di pintu Commuterline. Ia mengenakan baju koko dan celana panjang bernuansa hijau. Kedua telapak tangannya menangkup di depan dada. Senyumannya ramah seakan menyapa siapa saja yang berdiri di dekat pintu kereta.
Aku tersenyum. Wajah lelaki itu sangat akrab di mata. Namun ada rasa segan untuk menyapa.
Ketika hendak turun dari kereta, aku mencoba membisikinya. "Maaf Mas Dude, dilarang bersandar di pintu otomatis," kataku sambil menunjuk stiker yang tertempel di pintu kereta.
Dude Harlino hanya tersenyum.

Depok - Cawang, 29 Juni 2015
Salam Halah


*dari postingan Om Setiyo Bardono di Grup Facebook KRL Mania....

Friday, May 22, 2015

Naik Gethek Eretan Kampung Serab

Sebenernya udah lama pengen naik gethek eretan Kampung Serab Depok ini... cuma baru kesampaian tadi. Padahal jaraknya cuman 3 menit dari rumah... ternyata penariknya ibu - ibu...


Dengan ongkos rupiah 1000-2000 bisa menghemat waktu jadi cuman 5 menit ke stasiun depok... karena begitu sampe trus naik ke jalan udah ada di perempatan jalan stasiun depok...

Ohya, jam operasional gethek ini dari jam setengah enam pagi sampe setengah enam sore, jadi kalo pulang malem gak bis naik gethek hahaha...

Jadi inget juga dulu di kali lukulo belakang rumah Kebumen juga ada gethek buat transportasi orang legok (pejagoan) bekerja or sekolah di kebumen..., tapi sekarang gethek di belakang rumah sudah gak ada sejak bencana longsor tahun 97.... bahkan malah gethek dianggap penyebab longsor waktu itu.... apa hubungannya coba hehehe....

Bersyukur deh di jaman/ era transportasi modern ini masih bisa menikmati salah satu transportasi tradisional...

Thursday, January 29, 2015

Jumping Conclusion

Berikut contoh kasus Jumping Conclusion:

Pada suatu hari di sebuah bar, masuklah seorang lelaki berpakaian perlente dan memesan minuman. Sang bartender yang melihat mahluk keren tersebut tertarik dan bertanya: “Apa pekerjaan Anda?”
“Saya seorang konsultan manajemen!” jawab lelaki tersebut.
“Wah Anda hebat. Tapi saya belum jelas, sebenarnya apa sih yang dikerjakan oleh seorang konsultan itu?” tanya bartender.
“Oh, pada prinsipnya konsultan itu adalah seorang logic thinker”.

Si bartender bingung dan bertanya lebih lanjut, "Apa yang bisa dilakukan oleh logic thinker?”

“Wah susah menerangkannya, soalnya memang bukan pekerjaan yang lazim, tapi saya akan kasih Anda contoh praktis saja biar jelas. Sekarang anggap saja saya konsultan Anda, oke?”
“Oke,” jawab bartender.
“Begini, pertama-tama saya perlu bertanya dulu, apakah Anda punya akuarium?” tanya konsultan.
“Ya, saya punya akuarium besar sekali di rumah.”
“Nah kalau Anda punya akuarium, logisnya Anda punya ikan kan?”
“Jelas. Saya punya berbagai jenis ikan.”
“Kalau Anda punya ikan, logikanya Anda itu sayang binatang.”
“Benar sekali, saya sangat sayang pada binatang”
“Kalo pada binatang aja Anda sayang,  apalagi pada anak Anda!! Anda pasti sangat menyayangi anak  Anda.”
“Betul sekali (kegirangan), saya mencintai anak saya lebih dari ikan.”
“Nah logisnya, jika punya anak pasti punya  istri,” lanjut konsultan.
“Anda kok tahu? saya memang punya istri yang cantik jelita.”
“Tentu saja saya tahu, itu semua logis saja. Nah sekarang kesimpulannya, jika Anda punya istri dan anak, berarti Anda tidak impoten!!! Betul?”
“Seratus persen betul, saya tidak impoten.”
“Nah begitulah kira-kira logic thinker  itu.”
“Ooo, jadi begitu to? Saya mengerti  sekarang,” kata bartender takjub.

Lelaki berprofesi konsultan tersebut akhirnya pergi.

Di situ ada cleaning service bar yang sedang membersihkan meja. Sesaat kemudian si cleaning service ini mendatangi si bartender dan bertanya, “Kamu tadi kok asyik sekali, ngobrol apa sih?”  
“Tadi itu seorang konsultan. Saya diajari pekerjaan konsultan sebagai logic thinker.”
“Apa itu logic thinker”, tanya si teman.
“Wah, susah menjelaskannya, soalnya bukan pekerjaan yang lazim sih Saya berikan contoh prakteknya saja ya (lagaknya kumat). Begini lho,  pertama-tama saya perlu bertanya dahulu, kamu punya akuarium nggak?”  

“Nggak punya tuh?”

“OOO… kalau begitu, kesimpulannya berarti kamu IMPOTEN!!!”