Friday, April 30, 2010

[gorogorostory] 2 : Kartu Askes....

Suatu ketika, Sronto (bukan nama sebenarnya,Red) yang sedang tugas audit sakit dan dibawa ke RS Aloei Saboe (RSAS) di kota Gorontalo oleh temannya yang bernama Amel. Sampe di sana ternyata Sronto diperiksa dan dinyatakan kena gejala tipes dan harus diopname. Nah karena Sronto ini PNS, dan dia ikut Askes maka Sronto yang ditemani Amel bilang ke pegawai rumah sakit bahwa pengobatan Sronto pake Askes. Dan disetujuilah bahwa Sronto dirawat inap di rumah sakit dengan menggunakan Askes. Karena kamar rawat inap kelas 1-3 full maka mas Sronto dirawat di kamar VIP, tentunya dengan memperhitungkan kelebihan biaya antara fasilitas yang dibiayai askes dengan yang sebenarnya.
Untuk pengurusan askes, maka Sronto menyuruh Amel mencari kartu Askesnya di kamar kosnya. Dan setelah dicari, ternyata Amel gak menemukan kartu itu. Sronto baru inget bahwa kartu itu sepertinya ketinggalan di Jawa saat dia pulang kampung beberapa waktu sebelumnya. Sronto pun menelepon keluarganya dan menanyakannya. Ternyata benar. Kartunya ada di rumah Sronto yang ada di Jawa. Karena mendesak maka Amel pun mencari alternatif solusi agar pengurusan administrasi Askesnya cepat. Salah satunya adalah dengan mengambil kopian Kartu Askes Sronto di administrasi kepegawaian kantornya. Setelah dapat, Amel segera menyampaikannya ke petugas askes di RSAS. Tapi apa jawaban petugasnya?
Petugas : "Harus yang asli Bu...."
Amel : "tapi yang asli di Jawa Bu... Apa kita harus pulang ke Jawa? Biayanya mahal, bisa lebih mahal daripada biaya pengobatan yang dibiayai kartu askes"
Petugas : "oh, kalo begitu tolong di-fax aja kartu askes yang di Jawa...!!"
Amel : "di-fax...???" (bengong...)
Petugas : "iya di-fax aja ke nomor fax rumah sakit ini....."
Amel : "Iya, baik Bu...nanti akan di-fax...."
Hayo pembaca, kenapa Amel sempet bengong...??? ya bengong lah, lah apa bedanya fotokopian kartu askes dengan kartu askes yang di-fax.... malah bisa lebih jelas yang fotokopian daripada yang fax-fax-an..... hehehehe.... Tapi ya udahlah, daripada berdebat terus dan gak slese-slese akhirnya dipenuhilah saran dari pegawai itu... dan Alhamdulillah Sronto segera sembuh dan cuman 3 hari di RSAS...
Kalo inget cerita ini jadi pengen ketawa terus... kenapa sih hal-hal aneh ini bisa terjadi... padahal sebenernya hal yang mudah gitu kok dibikin sulit....

Wednesday, April 21, 2010

Ketika Istri Bertarung Melawan Suami

Re-post berita menarik dari Kompas.Com
Senin, 19 April 2010 04:29 WIB

Wajah Ruwaida Mile (57) tampak berseri-seri. Padahal, Kamis (15/4) siang itu ia baru saja menjalani tes kesehatan yang melelahkan selama hampir lima jam untuk memenuhi persyaratan sebagai calon bupati Bone Bolango, Provinsi Gorontalo. ”Saya senang sekali bisa mengikuti tes ini,” katanya.

Siang itu, Ruwaida ditemani anaknya, Hamdi. Keduanya tengah berkemas untuk pulang seusai makan di sebuah ruangan di Rumah Sakit Aloei Saboe, Kota Gorontalo. Ketika sejumlah wartawan mendekati dan meminta untuk wawancara, Ruwaida menantang, ”Silakan, mau tanya apa?” Ruwaida sadar, pers menjadi salah satu pilar untuk mendongkrak popularitas dalam pencalonan pilkada 5 Juli nanti.

Pencalonan Ruwaida bersama pasangannya, Haris Hadju, sebagai pasangan calon bupati dan wakil bupati Bone Bolango cukup menghebohkan masyarakat setempat. Pasalnya, Ruwaida menantang suaminya, Ismet Mile. Ismet, yang calon petahana (incumbent), lebih dulu mendeklarasikan diri sebagai calon bupati, didampingi Ibrahim Dau.

Dalam masyarakat Gorontalo, jarang ada istri melawan suami di depan publik. ”Tetapi, inilah politik, semuanya bisa terjadi. Istri bisa saja melawan jika merasa dianiaya,” kata Imran Nento, aktivis lembaga swadaya masyarakat Merdeka Gorontalo.

Mengenai pencalonan sang istri, Ismet Mile hanya berucap, ”Itulah demokrasi, tidak ada yang bisa melarang.” Ismet enggan berbicara mengenai sikap istrinya. Ia hanya duduk diam di antara tujuh pasang calon bupati dan wakil bupati lainnya. Meski beberapa kali berpapasan dengan Ruwaida di ruang pemeriksaan, keduanya tidak bertegur sapa.

Sama-sama ketua partai
Suami-istri itu adalah ketua partai politik setempat yang sama-sama sukses pada Pilkada Legislatif 2009. Ruwaida adalah Ketua Partai Kebangkitan Nasional Ulama (PKNU) yang meraih empat kursi, sedangkan Ismet adalah Ketua Partai Demokrasi Kebangsaan (PDK) yang juga meraih empat kursi. Di DPRD Bone Bolango ada 25 kursi.

Ruwaida berkisah, awalnya ia tak terpikir menjadi calon bupati, apalagi menantang sang suami. Ketika suaminya, Ismet Mile, melakukan deklarasi tiga bulan lalu, ia pun ikut naik panggung. Sang suami malah mengatakan, antara PDK dan PKNU menjadi koalisi besar dalam pilkada.

Namun, dalam perjalanan waktu, pada pertengahan Maret lalu, Ruwaida maju sendiri. Katanya, atas permintaan masyarakat, terutama tiga putranya. Hubungan kurang harmonis dalam rumah tangga menjadi salah satu alasan Ruwaida maju.

”Bapak sempat marah besar ketika saya deklarasi. Tetapi, menjadi bupati kan tidak harus ada izin suami. Ini berbeda kalau suami kawin lagi, ya, harus ada izin istri,” katanya.

Bagai gayung bersambut, pencalonan Ruwaida mendapat sambutan dari masyarakat. Ratusan warga memadati setiap pertemuan yang diadakan Ruwaida, terutama kaum perempuan. ”Ke mana-mana, Ibu Ruwaida selalu menangis. Ibu Ruwaida merasa terluka karena dikhianati,” kata Ratna, warga Iloheluma, Bone Bolango.

Belakangan, Ruwaida merasa sakit hati ketika ”jabatan” dia sebagai Ketua Tim Penggerak Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) di Kabupaten Bone Bolango dicopot oleh sang suami, diikuti penarikan mobil dinas Kijang Innova. Mobil dan jabatan itu kemudian diserahkan kepada Yayuk, istri kedua Ismet. (Jean Rizal Layuck)

Monday, April 19, 2010

Doa Itu senjata Mukmin

dapet pencerahan dari seorang teman di facebook......



Allah menguji keikhlasan dalam kesendirian...
Allah memberi kedewasaan ketika masalah datang...
dan Allah melatih ketegaran dalam kesakitan...
hidup ini indah jika Allah selalu ada di hati kita....

Jika sendiri janganlah merasa sepi,
ada Allah yg sedang mengawasi...

Jika sedih jgn dipendam di hati,
ada Allah tempat berbagi......

Jika susah jgn jadi pilu,
ada Allah tempat mengadu...

Jika gagal jgn putus asa,
ada Allah tempat meminta...

Jika bahagia jgn jadi lupa,
ada Allah tempat memuja...

Ingatlah Allah selalu,..
niscaya Allah akan menjagamu...

Tekad...

Munsyid: Izzatul Islam

Kami sadari jalan ini kan penuh onak dan duri
Aral menghadang dan kedzaliman yang kan kami hadapi
Kami relakan jua serahkan dengan tekad di hati
Jasad ini , darah ini sepenuh ridho Ilahi
Kami adalah panah-panah terbujur
Yang siap dilepaskan dari bujur
Tuju sasaran , siapapun pemanahnya

Kami adalah pedang-pedang terhunus
Yang siap terayun menebas musuh
Tiada peduli siapapun pemegangnya

Asalkan ikhlas di hati tuk hanya Ridho Ilahi

Kami adalah tombak-tombak berjajar
Yang siap dilontarkan dan menghujam
Menembus dada lantakkan keangkuhan

Kami adalah butir-butir peluru
Yang siap ditembakkan dan melaju
Mengoyak dan menumbang kezaliman

Asalkan ikhlas di hati tuk jumpa wajah Ilahi Rabbi

Kami adalah mata pena yang tajam
Yang siap menuliskan kebenaran
Tanpa ragu ungkapkan keadilan

Kami pisau belati yang selalu tajam
Bak kesabaran yang tak pernah padam
Tuk arungi.... dakwah ini jalan panjang

Asalkan ikhlas dihati menuju jannah Ilahi Rabbi

(Nasyid ini penggugah semangat, pembangkit harapan... dan selalu menyertai setiap daurah.... keren....)

Saturday, April 03, 2010

[gorogorostory] 1 : Gado-Gado Ulek Tanpa Ketupat

Suatu malam di Tahun 2009 di sebuah tempat makan serba ada di Kota Gorontalo -sebut saja di Kefesere- empat orang makan malam di situ yakni aku (eR), Uda, Asrul, dan Treivi. Saat pelayan datang, aku memesan Gado-Gado Ulek tanpa ketupat (karena di daftar menu satu paket sama ketupat) trus sama pesan nasi putih 1 piring (soalnya lagi pengen makan nasi). Dan pelayan pun mencatatnya di daftar pesanan. Teman-teman yang lain memesan makanan yang lain.
Dan beberapa saat kemudian makanan dan minuman yang dipesan pun datang. Dan sang pelayan yang tadi melayani kami mencatat menu tiba-tiba berkata kepadaku:
Pelayan : "Maaf Pak, tadi bapak pesan Gado-gado ulek tanpa ketupat?"
-eR- : " Iya..., gak ada ya???"
Pelayan : "Ada Pak. Tapi gado-gado uleknya tinggal satu. Dan itu sudah satu paket sama ketupat."
-eR- : "Iya, saya pesan gak pake ketupat..."
Pelayan : "Maaf Pak, Gado-gadonya sudah di piring sama ketupat, jadi harus pake ketupat Pak..."
-eR- : *bengong mode on* "Lah iya, saya pesen tanpa ketupat aja.... Saya kan sudah pesan nasi putih"
Pelayan : "Tapi itu sudah satu paket Pak..."
Hahaha.. akhirnya Uda ikut bicara:
Uda : "Itu Gado-gado sudah ada ketupatnya?"
Pelayan : "Iya Pak..."
Uda : "Nah itu ketupatnya bisa kamu pindah gak ke piring lain, ke tempat lain atau dipindahkan kemana aja gitu...?"
Pelayan : "Oh iya Pak...."
Uda : "Nah setelah ketupatnya dipindah semua, gado-gadonya aja yang kamu bawa kemari... ketupatnya gak usah dibawa kesini... Bisa...???"
Pelayan : "Bisa Pak..."
Uda : "Nah, beres kan...?"
Pelayan : "......." (gak bisa ngomong lagi hehehe)
Setelah kejadian itu, kami tertawa ngakak... Aneh banget. Hal yang gampang seperti itu tapi dibuat susah. Harus sabar hidup di Gorontalo hehehe,....
Ini cuman salah satu cerita lucu dan aneh dari Gorontalo, selain ini masih banyak cerita yang lucu dan aneh lagi... semoga aku ada kesempatan membaginya kepada para sahabat...:p

Friday, April 02, 2010

kembali ke Liana....

mmh.... tadi malem istri periksa kandungan ke dokter Maimun yang berpraktek di Apotik Liana. Ternyata, setelah aku sadari, bulan april ini tepat 2 tahun setelah terakhir istriku periksa di dokter Maimun... Yaps, dulu pas hamil Mas Fathan, istriku periksa terakhir Bulan April 2008, dan Mas Fathan lahir Bulan Mei 2008. Dan tadi malam, istriku kembali periksa. Meski dapet nomor urut 1 (hehe daptarnya sejak pertengahan Maret) tapi tetap aja baru bisa diperiksa jam 7-an. Maklum, ada pasien yang mau operasi jadi didahulukan pemeriksaannya. Dan setiap harinya pasien dokter Maimun sampai 60-an orang. Dan bisa sampe jam 1 malem buka-nya. Mungkin karena Dokter Maimun satu-satunya dokter kandungan yang Muslimah. Jadi banyak yang merekomendasikan ke dokter Maimun untuk memeriksa kandungan dan masalah kewanitaan.
Dan saat di-USG, Subhanallah... ternyata adiknya Mas Fathan dah keliatan besar. Padahal menurut dokter baru 2,5 bulan. Padahal dulu pas hamil mas Fathan usia 2-3 bulan dalam kandungan aku belum pernah melihat sejelas seperti yang tadi malam.
Alhamdulillah ya ALLAH, Engkau karuniakan kepada kami anugerah yang indah, dan mudahkanlah kami untuk dapat menjaga dan merawatnya. Amiin.
Kata Bu Dokter, perkiraan HPL adiknya Mas Fathan sekitar tanggal 26 Oktober 2010 (+- 10 hari), jadi kemungkinan rencana persalinannya di Jawa, karena kami sekeluarga ingin berlebaran di Jawa. (Dah kangen berlebaran di Jawa setelah 2 tahun berturut2 berlebaran di Gorontalo).
Semoga rencana kami lancar dan mendapat kemudahan dari ALLAH SWT. Amiin....