Tuesday, December 29, 2009

Kisah Seorang HNW yang Menolak Mobil Volvo


Saat diamanahi menjadi Ketua MPR periode 2004 - 2009, Hidayat Nur Wahid (HNW) akan diberi fasilitas Mobil Dinas bermerek Volvo yang harganya berkisar 900 juta rupiah. Namun HNW menolaknya, beliau lebih memilih Mobil Camry sebagai mobil dinasnya, dan mobil itu pun merupakan bekas mobil-mobil yang digunakan untuk kepentingan KTT Asia Afrika 22-23 April 2005.

Hidayat Nurwahid mengatakan, selama ini ada semacam 'kebiasaan' bahwa jabatan negara selalu diidentikkan dengan fasilitas mewah yang disediakan negara. "Kami justru ingin agar ada penghematan anggaran. Apalagi negara sedang mengalami kesulitan seperti ini," katanya.

Kalaupun sebagai pimpinan MPR berhak memperoleh fasilitas dari negara, kata Nurwahid, maka perlu diusahakan bahwa fasilitas itu tidak menimbulkan penilaian buruk dari publik. Misalnya, mengenai kendaraan dinas, pimpinan MPR menginginkan agar bukan kendaraan bermerk Volvo, namun kendaraan merek lain yang harganya jauh lebih murah dibanding Volvo.
"Dulu yang kita tolak itu kan mobil Volvo yang memang kalau dilihat dari harganya Rp 900 jutaan.

Namun sekarang pemerintah membeli mobil Toyota Camry yang harganya sekitar Rp 350 juta per unit. Jadi disitu ada selisih harga sekitar 550 juta," ujarnya di Gedung DPR/MPR, Senayan, Jakarta, Rabu (6/4/2005).

Menurut Hidayat usulan penolakan mobil Volvo terbukti dapat menghemat keuangan negara. Jika dihitung satu unit kendaraan ada selisih 550 juta dan dikalikan 60 mobil, ada penghematan anggaran negara sekitar Rp 33 miliar.


Ia menambahkan, pada prinsipnya pembelian mobil itu untuk melayani tamu negara, bukan sebagai mobil dinas pejabat negara. Jika kemudian mobil itu dijadikan mobil dinas pejabat negara, lanjut Hidayat, merupakan kebijakan lain pemerintah.

"Tapi yang jelas, pembelian mobil tersebut telah berhasil melakukan penghematan uang negara sebesar Rp 33 miliar. Hal ini sesuai dengan yang kami usulkan kepada pemerintah untuk melakukan penghematan dan efisiensi keuangan negara," jelasnya.


Kisah di atas saya refleksikan dengan kondisi saat ini, saat pejabat negara (menteri dan pimpinan lembaga negara) akan mendapatkan fasilitas mobil dinas Toyota Crown Salon seharga 1,3 M per unit nya, adakah yang berani bersikap seperti HNW??? Ayolah... semoga Harapan Itu Masih Ada....

Sunday, December 20, 2009

Ops.. kenapa ya...

Iseng-iseng tadi aku buka alamat blog ini dengan menuliskan url-nya di addres bar... kok yang keluar hasil search engine Om Gugel.... trus hasilnya gak ada satupun yang nge-link ke blog ini...
trus aku ketik alamat blog istriku.... hasilnya sama search engine Om Gugel, tapi ada link-nya ke blog istriku....
Akhirnya dari blog istriku aku coba sign-in ke blogger, bisa, aku ketik ini, trus tulis ini, coba lihat entar hasilnya bisa kebuka gak... PENASARAN.... kenapa ya???

Friday, December 04, 2009

2 0 1 2

dapet email forward-an dari teman, hehe.... sebuah joke yang cukup menghibur....
(thanks Mas Tito atas forward-annya...)
Di tahun 2012, Tuhan memanggil Presiden AS, Cina, dan Indonesia untuk menyampaikan bahwa Ia memutuskan dalam tiga hari dunia akan kiamat. Tiga pemimpin ini disuruh kembali ke negaranya untuk menyampaikan kepada rakyat mereka masing-masing.

Akhirnya ketiga pemimpin ini pulang ke negara masing-masing sambil putar otak bagaimana caranya menyampaikan kabar ini kepada rakyatnya agar tidak panik.

Di depan Kongres Amerika dan disiarkan langsung di TV, Presiden Obama berpidato, "Ladies and gentlemen, ada kabar baik dan ada kabar buruk. Pertama kabar baik dulu. Tuhan itu benar-benar ada, seperti yang kita yakini. Kabar buruk: Tuhan akan memusnahkan dunia ini dalam tiga hari."

Hasilnya, terjadi kerusuhan dan penjarahan di mana-mana.

Di Cina, presiden cina berpidato didepan Kongres: "Kamerad, ada kabar baik dan ada kabar buruk. Pertama kabar baik dulu. Ternyata Marx, Stalin, Ketua Mao, dan para pendahulu kita salah. Tuhan itu benar-benar ada. Kabar buruk: Tiga hari lagi Tuhan akan mengkiamatkan dunia ini."

Hasilnya lumayan, orang-orang Cina lari menangis ketakutan dan membanjiri tempat ibadah utk bertobat.

Di indonesia, di depan sidang paripurna DPR yang dipimpin oleh ketua komisi III Benny K. Harmain dan disiarkan langsung oleh TV One, MetroTV, dll SBY berpidato: "Saudara sebangsa dan setanah air, saya membawa dua kabar baik.

Kabar baik pertama: Sila pertama Pancasila kita sudah benar, bahwa Tuhan itu benar-benar ada.

Kabar baik kedua: Dalam tiga hari ini semua masalah Bank Century, KPK, Polri, Buaya, Cicak, Komodo, PLN, Ujian Nasional, mal nutrisi bayi, IFES, energi, kesulitan pangan, penderitaan, kemiskinan, terorisme, korupsi, banjir dan segala macam kriminalisasi di Indonesia akan segera berakhir."

Hasilnya sukses besar. Seluruh rakyat dan mahasiswa larut dalam pesta dangdut dan tumpengan di mana-mana.

Friday, November 20, 2009

Elnino....

Setidaknya ada contoh yang patut ditiru tentang kesederhanaan dan kebersahajaan dari seorang Tokoh di Gorontalo. Semoga menjadi inspirasi yang baik bagi kita semua. Met berjuang Bung Elnino....

Kemewahan yang Menggoda Senayan

Senin, 16 November 2009 03:15 WIB


Sutta Dharmasaputra

Tidak mudah menjadi wakil rakyat. Baru sebulan duduk di Senayan, godaan sudah datang segunduk. Pendirian yang tak benar-benar kuat, pragmatisme bisa melumat. Kesederhanaan tidak laku, kemewahan malah nomor satu.
Anggota Dewan Perwakilan Daerah dari Provinsi Gorontalo, Elnino Mohamad Husein Mohi, merasakan itu. Belum sampai sebulan dilantik, aktivis dan bekas wartawan itu mengaku sudah mendapatkan banyak cobaan.

Oleh karena belum memiliki mobil, sebulan ini ia datang ke gedung DPR/DPD/MPR di Senayan dengan taksi. Pengalaman menarik pun dialaminya. Begitu taksi masuk pos penjagaan, seorang petugas langsung menghentikannya. ”Mau ke mana, Pak?” tanya petugas. ”Saya mau ke DPD,” ujar Elnino.

Petugas itu lalu bertanya lebih jauh, ”Ada keperluan apa?” Elnino pun menjawab, ”Mau rapat, Pak.”

Tak mengira Elnino sebagai anggota DPD, petugas itu pun langsung memerintahkan taksi itu segera parkir. ”Mobil tamu di sebelah sini parkirnya, Pak,” kata petugas itu.

Dengan sangat terpaksa, akhirnya Elnino pun menunjukkan pinnya. ”Saya mau sidang, Mas,” ucapnya.

Petugas itu langsung memberi hormat dan mempersilakan taksinya masuk. ”Jadi, cuma pin kecil ini yang dihormati di Senayan,” kata Elnino, sambil tertawa, saat berbincang-bincang dengan Kompas di kediamannya, pekan lalu.

Pengalaman pahit itu bukan hanya terjadi sekali. Saat hendak mengisi daftar hadir untuk Rapat Paripurna MPR, seorang petugas pun mengira dirinya sebagai staf ahli karena tidak berjas. ”Dari provinsi mana? Namanya siapa? Mana bapaknya?” ucap petugas itu.

Elnino yang bergelar master manajemen politik dari Universitas Indonesia itu pun langsung menjawab ringan. ”Saya ini memang tidak ada tampang jadi pejabat, ya?” ujarnya.

Sang petugas pun langsung memohon maaf.

Saat mengurus uang tiket untuk pelantikan MPR lebih lucu lagi. Karena mengurus administrasi sendiri, begitu hendak menandatangani tanda terima, petugas langsung bertanya kepadanya. ”Bawa surat kuasanya, Pak,” tanya petugas itu.

Menurut Elnino, kalau pada masa lalu syarat seorang menjadi pemimpin itu harus berkorelasi dengan kecerdasan dan akhlak, saat ini tampaknya sudah berubah. ”Sekarang itu rupanya harus berbanding lurus dengan kekayaan,” ujarnya sambil tertawa.

Tuntutan penampilan pun dirasakan anggota DPR dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Abdul Malik Haramain. ”Jika dulu tidak berjas, sekarang mau tidak mau harus berjas,” ucapnya. Ia sebelumnya menjadi staf ahli di DPR.

Oleh karena pada masa kampanye Pemilu 2009 ia harus menjual mobil sedan tuanya sebagai modal, gaji pertamanya pun akan digunakan untuk membeli mobil. Tentunya, tidak lagi membeli sedan tua, tetapi Honda Stream.

Menurut Malik, ia pun harus menggunakan penghasilan yang diterimanya dengan sebaik-baiknya karena proposal pun langsung menumpuk. Tanggung jawab makin besar.

Seperti halnya Malik, Elnino pun berencana mengkredit mobil Toyota Innova. Tetapi, godaan juga datang. Seorang rekannya mendorong dirinya untuk membeli mobil lebih mewah karena kini menjadi tokoh nasional.

”Dinda kamu itu pintar. Cuma kita ini, kan, sudah jadi tokoh nasional. Nanti kita cari duitlah. Nanti kita cari proyek kebijakan Rp 100-an miliar. Cuma kalau urus itu harus berubah penampilan, dong. Pakai Fortuner-lah, masak Innova,” papar Elnino, yang saat ini masih tinggal di Asrama Mahasiswa Gorontalo di Jalan Salemba Tengah, Jakarta.

Penentuan diri

Menghadapi godaan itu, 560 anggota DPR dan 132 anggota DPD mempunyai banyak pilihan, apakah akan tergerus pada gaya kemewahan atau membudayakan kesederhanaan. Pasalnya, fasilitas yang diberikan negara memang besar.

Penghasilan rutin yang diterima anggota DPR tahun 2009, berdasarkan catatan Badan Urusan Rumah Tangga (BURT), hampir Rp 60 juta per bulan. Gaji pokok dan tunjangan, setelah dikurangi berbagai potongan pajak, mencapai Rp 16,17 juta; penerimaan tunjangan lain-lain Rp 43,6 juta. Jumlah ini di luar tunjangan reses, kunjungan kerja, rapat di luar kota, dan pembuatan undang-undang.

Penghasilan anggota DPD pun kurang lebih sama besar. Uang kehormatan sekitar Rp 31 juta, tunjangan perumahan Rp 13 juta, dan tunjangan komunikasi Rp 8 juta. ”Sekitar Rp 60 jutaan. Kalau ditambah dengan tunjangan kunjungan kerja, bisa lebih dari Rp 70 juta,” tutur seorang anggota DPD.

Kalau memasuki areal parkir di Senayan periode sebelumnya memang terasa seperti ruang pajang mobil. Segala mobil mewah berjajar mentereng. Seorang doktor dari Malaysia yang belum lama ini datang ke Indonesia pun sempat terheran-heran karena di Jakarta ini banyak sekali mobil mewah. Padahal, negara ini punya utang 1,5 kali dari APBN.

Malik pun berpendapat, gaya hidup anggota Dewan pada akhirnya ditentukan oleh masing-masing. Ia mencontohkan seniornya, Effendy Choirie, yang, meski sudah beberapa periode menjadi anggota DPR, tidak bermewah-mewah. ”Choirie dari dulu mobilnya, ya, itu-itu saja,” ucapnya sambil tertawa.

Elnino punya cara lain untuk menjaga agar dirinya tidak larut pada tekanan pragmatisme. Dia menyerahkan semua penghasilan kepada Tim Sembilan. Tim itu yang menentukan berapa banyak yang layak digunakan dirinya dan berapa banyak untuk program konstituen. Pada bulan pertama ini, Elnino pun disepakati hanya menerima Rp 20 juta dari Rp 60 juta yang dia terima.

Menurut Elnino, gaji yang diterima anggota Dewan memang harus digunakan untuk kemakmuran rakyat karena gaji itu sesungguhnya berasal dari utang.

Berapa lama idealisme ini akan bertahan? Elnino tersenyum. ”Paling tidak, sebulan ini belum terkikis,” ujarnya.

Presiden pertama Amerika Serikat George Washington pernah mengatakan, setiap pemimpin harus mengalami proses penentuan diri. Pemimpin sejati melangkah pada jalurnya.


Artikel ini diambil dari sini

Wednesday, November 11, 2009

Rekayasa.... Oh No...!!!

Wow.... kita lihat bagaimana ini akhir kisah rekayasa-rekayasa yang ada di Indonesia. Rekayasa para manusia... para makhluk Tuhan.
Sadarkah mereka, yang paling ber-hak merekayasa hidup kita adalah Tuhan... tentunya sesuai ikhtiar dari manusia....
ya ALLAH, tunjukkan yang benar itu benar, dan bimbing kami tuk mengikutinya....
dan tunjukkan yang salah itu salah, dan beri kekuatan pada kami untuk menjauhi dan menolaknya.
hanya ENGKAU-lah pemilik kebenaran paling hakiki....

Friday, November 06, 2009

Kisah Polisi dan Surat untuk Tuhan...

Ini kisah sudah berputar-putar di dunia maya dari tahun 90-an... tapi rasanya memang masih relevan ya dengan keadaan sekarang.... ini loh ceritanya:
Alkisah, ada keluarga yang hidup dalam keterbatasan dan kemiskinan. Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan taraf hidupnya, tetapi selalu menemui kegagalan. Dalam suasana keputus-asaan, sang Bapak sebagai kepala keluarga secara khusuk berdo’a kepada tuhan. “Yaa...Tuhan berikanlah hambamu ini rezeki sehingga kami dapat memberi nafkah kepada anak istriku”. Do’a terus dipanjatkan setiap malam, tetapi rezeki belum juga datang dan hidupnya tetap dalam kemiskinan.
Pada tengah malam, ketika selesai berdo’a sang Bapak merenung dalam hati, kenapa Tuhan belum juga memberi rezeki, apakah Tuhan sudah tidak mau lagi mendengarkan do’aku ? jika demikian, apa salah dan dosa yang telah aku perbuat ? Masih dalam keputusasaan, akhirnya muncul dalam pikirannya : Jika Tuhan sudah tidak mau mendengarkan do’aku, maka sebaiknya aku akan menulis surat kepadaNya.
Lalu ditulislah surat kepada Tuhan yang isinya permohonan agar dirinya diberi rezeki berupa uang sebesar Rp 200.000,- sebagian untuk membayar SPP anaknya dan sisanya akan dibelikan beras untuk keluarganya. Surat selesai dibuat, lalu dimasukkan amplop dan ditulis: Kepada Tuhan di Surga.
Setelah ditempeli perangko seadanya lalu dimasukkan dalam kotak surat (bus surat). Petugas pos pun bingung ketika melihat surat dengan tujuan yang aneh, dan dalam kebingunang itu bertemulah petugas pos tersebut dengan Polisi. Terjadilah sebuah dialog antara petugas Pos dan Pak Polisi,”Pak polisi, saya bingung mengantarkan surat ini, dapatkah Bapak membantu saya?”
Alamat tujuan dan pengirim surat dibaca Polisi, karena curiga maka dibukalah surat tersebut. Setelah dibaca isi surat, Polisi yang baik hati terketuk hatinya, maka berkatalah dia kepada Petugas Pos : ”Surat ini saya bawa nanti akan saya urus dan sampaikan kepada pengirimnya”.
Ketika polisi sudah selesai bertugas, dia lihat di dompetnya hanya ada uang Rp150.000,-. Namun karena polisi itu memang orang yang baik, maka dia pun berniat memberikannya kepada pengirim surat itu. Dia memasukkan seluruh uangnya sebanyak Rp 150.000,- kedalam amplop balasan surat itu, lalu dicarilah alamat Bapak si pengirim surat tersebut. Ketika sudah ditemukan rumah si pengirim surat, diketuklah pintu beberapa kali.
Pintu dibuka oleh seorang anak dan terjadilah dialog : “Bapak ada?” Anak tersebut menjawab: “Bapak sedang sholat dan biasanya dilanjutkan dengan berdoa yang cukup lama Pak!”.
“Baik, kalau begitu karena saya masih ada urusan lagi, tolong berikan surat ini kepada Bapakmu” Pak Polisi seraya bergegas pergi. Ketika Bapaknya selesai berdoa, sang anak memberikan surat tadi kepada Bapaknya. Lalu dibuka, dan terkejut ketika melihat didalamnya ada uang sebanyak Rp 150.000,-.
“Parto...!” Sang Bapak memanggil anaknya, “Siapa yang mengantarkan surat ini tadi?” tanya Sang Bapak kepada anaknya, lalu dijawab: “Tidak tau pak namanya, tetapi dia tadi kesini masih berseragam Polisi”. “Aaahhh...dasar Polisi” Bapaknya menggerutu, “permohonan saya kepada Tuhan kan Rp 200.000,-. Kok tinggal Rp.150.000,-? “Dasar Polisi....dasar Polisi !!!” Masih suka melakukan Pungli kepada orang yang jelas-jelas susah seperti saya”....
Hikmah dari cerita ini: Kadang orang yang berbuat baik, belum tentu dianggap baik oleh yang tidak mengetahuinya. Di Indonesia saya percaya polisi yang baik lebih banyak daripada yang tidak baik, namun kadang citra negatif polisi yang terlanjur melekat dari jaman dulu seakan menjadi tembok tebal yang menghalangi pandangan orang-orang awam. Tapi saya percaya, ke depan POLRI harus bisa menunjukkan profesionalitasnya dalam menegakkan hukum, kebenaran, dan keadilan.... ingat, 2010 katanya sudah diberikan remunerasi loh.....pertanggungjawabkan dengan kinerja yang baik ya bapak dan ibu Polisi......

Friday, October 23, 2009

Monday, October 05, 2009

selamat berjuang wakil rakyat....

Selamat Berjuang Bapak dan Ibu Wakil Rakyat, Semoga Amanah....

Tetap Bersih, Tetap Peduli, dan Lebih Profesional....




gambar diambil dari http://pk-sejahtera.org/v2/main.php?op=isi&id=7991

mau nulis apa....

mau nulis apa...
banyak yang terpikirkan, tapi belum bisa merangkaikannya.....

Thursday, October 01, 2009

Menanti Empati Senator dan Legislator....

Para Anggota DPR dan DPD terpilih yang terhormat,
Hari ini Anda Sekalian dilantik menjadi Anggota DPR dan DPD 2009 - 2014
Sementara di Padang dan sekitarnya di Sumatera Barat, saudara-saudara kita, Rakyat Indonesia yang di sana sedang tertimpa musibah gempa bumi. Dan tentunya menyulitkan keadaan mereka di sana.

Di saat Anda Sekalian menginap di hotel berbintang yang mewah untuk mengikuti acara pelantikan, Saudara-saudara kita di sana bingung tidur di mana karena rumah tinggal mereka banyak yang rusak, roboh, bahkan rata dengan tanah.

Empati. Semoga Anda Semua diberikan rasa empati.
Beraksi. Indahnya jika Anda Semua menyisihkan sebagian apa yang anda terima untuk acara pelantikan anggota DPR dan DPD dan menyalurkannya kepada yang berhak.

Kalo itu Anda dilakukan, sah-lah proses pelantikan Anda Semua menjadi wakil rakyat. Tapi kalo anda tak berempati dan beraksi untuk rakyat yang tertimpa musibah di sana, Anda adalah Wakil Rakyat PALSU.... menjual nama rakyat untuk kesenangan pribadi.

Tuesday, September 08, 2009

Emansipasikah???

Wah, fenomena yang terjadi di Gorontalo (Provinsi yang baru sewindu berdiri) bisa dibilang aneh… Para Istri Kepala Daerah pun sepertinya pengen eksis di dunia politik dan kekuasaan.
Bayangkan:
Istri Gubernur Gorontalo jadi Anggota DPD
Istri Bupati Gorontalo jadi Anggota DPD
Istri Bupati Boalemo jadi Anggota DPR
Istri Wakil Walikota Gorontalo jadi Anggota DPRD Provinsi
Istri Wakil Bupati Bone Bolango jadi Anggota DPRD Provinsi
Secara konstitusi memang gak ada larangan, tapi ya peran sebagai first lady masing-masing daerah mbok ya diutamakan…. Kalo fenomenanya seperti kan banyak yang su’udzon berpikiran beliau-beliau pada pengen kekuasaan …..
Semoga Anda Sekalian Bisa Mengemban Amanah Rakyat dengan Baik dan Benar…. Amiin...

Thursday, September 03, 2009

mau jadi Bang Thoyib.....????

Ramadhan ini adalah Ramadhan kedua keluargaku di Gorontalo. Dan sama seperti ramadhan kemarin, sepertinya kami tidak mudik. Gimana mau mudik kalo biaya mudiknya kurang, waktu mudiknya juga kurang... hehehe... Kalo lebaran tahun depan nggak mudik juga, sudah pantas dipanggil Bang Thoyib 3x lebaran 3 x puasa tidak pulang...
Yah mo gimana lagi, memang belum mampu tuk pulang, harus sabar dan legawa berlebaran di negeri orang. Gorontalo juga Indonesia, saudara se-Islam banyak pula di sini.... :p

Saturday, August 15, 2009

Be Thankful ~ bersyukurlah.....

Bersyukurlah karena engkau tidak memiliki semua yang diinginkan
; Jika engkau memiliki semuanya, apa lagi yang hendak dicari?

Bersyukurlah saat engkau tidak mengetahui sesuatu
; karena itu memberi kesempatan kepadamu untuk belajar

Bersyukurlah atas masa-masa sulit yang engkau hadapi
; karena selama itulah engkau tumbuh menjadi dewasa

Bersyukurlah atas keterbatasan yang engkau miliki
; karena hal itu memberimu kesempatan untuk memperbaiki diri

Bersyukurlah atas setiap tantangan baru
; karena hal itu akan membengun kekuatan dan karaktermu

Bersyukurlah atas kesalahan-kesalahan yang engkau perbuat
; karena hal itu memberimu pelajaran yang sangat berharga

Bersyukurlah ketika engkau lelah dan tak berdaya
; karena berarti engkau telah membuat suatu perbedaan

Adalah mudah untuk bersyukur atas hal-hal yang baik

Kehidupan yang bermakna adalah bagi mereka yang juga bersyukur atas kesulitan yang dihadapi
Rasa syukur bisa mengubah hal negatif menjadi positif

Berusahalah bersyukur atas kesulitan yang engkau hadapi
; sehingga kesulitan itu akan menjadi berkah bagi dirimu

Saturday, July 18, 2009

ledakan itu peringatan bagi kita semua

Baru saja tadi malam Nurdin Halid dan Agum Gumelar tertawa Sumringah mengadakan jumpa pers terkait Pertandingan Indonesia All Star melawan Manchester United. Hadir pula Mbah Surip sebagai pengisi acara jumpa pers tersebut. Intinya pertandingan Indonesia All Star x Manchester United pasti digelar tanggal 20 Juli 2009. Skuad Indonesia All Star pun diumumkan di acara tersebut. Sudah terbayang perjuangan Boaz – BP menembus Vidic-Ferdinand, sudah terbayang perjuangan Ferry Rotinsulu mengawal gawangnya dari serangan Rooney – Berbatov – Owen. Sudah terbayang sorak sorai penggila bola yang disuguhi permainan tim dunia. Sudah terbayang pula keuntungan TV One sebagai pemegang hak siar pertandingan tersebut. Selain itu, Pihak Operator 3 juga telah meraih banyak keuntungan dari penjualan paket perdananya yang disyaratkan untuk membeli tiket resmi pertandingan tersebut.
Duarrr… 2 bom di Ritz Carlton (rencana tempat Tim MU menginap) dan di J.W Marriot meledak Jumat pagi 17 Juli 2009. Menyebabkan kerusakan bangunan, korban luka, dan korban tewas. Innalillahi…
Jumat siang… dipastikan MU batal bertandang ke Indonesia. Yah, alasan keamanan tentunya jadi faktor utama. Apa daya, manusia dah merencanakan sedemikianrupa untuk mengadakan sebuah even besar dengan bayangan keuntungan yang besar. Tapi manusia hanya bisa berencana, Tuhan yang menentukan. Musibah itu bisa datang kapan saja. Dan ledakan bom terjadi sehari sebelum Tim MU tiba di Indonesia.
Gak tau ada hubungannya apa gak, apakah kejadian ini ada korelasinya dengan sifat manusia yang serakah dan tamak yang mementingkan keuntungan yang banyak bagi pribadi dan kelompoknya??? Sebagai contoh, setelah kejadian ini, para pembeli tiket pertandingan tersebut tentunya akan ramai-ramai menuntut dikembalikannyauang mereka. Apes sudah nasibmu Panitia Lokal yang hari-hari kemarin sangat senang menguasai dan mempermainkan penjualan tiket……
Kalopun itu gak ada hubungannya, setidaknya kejadian ini membuat kita lebih menyadari, apakah kita sudah berlaku sebagai hamba-Nya yang taat??? Karena sekali lagi musibah ataupun bencana tidak bisa kita sangka-sangka datangnya.....
Wallahu’alam bisshawab.
*catatan buat pelaku pengeboman itu : BIADAB dan TERKUTUK......!!!!!!!

Wednesday, July 15, 2009

Oalah...Bang Takur....!!!

FORWARD dari email Mas Upin:
Dikutip dari Suara Merdeka. Bang Takur (Taraf Kurniawan) iku wong Kebumen, sing nduwe kolam renang Gading. Tapi aksinya, wow, sungguh heboh. Buruk muka, gedung pun dibakar..!Salam,
Ma'rufin
Di Balik Insiden Pembakaran Gedung DPRD Jateng
Frustasi karena Tidak Terpilih Lagi
DUA anggota DPRD Jateng dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) ditahan aparat Polwiltabes Semarang selama satu bulan ini. Kali pertama menimpa M Riza Kurniawan karena kasus sabu-sabu. Kemudian, Taraf Kurniawan yang membakar gedung DPRD. Duo Kurniawan ini pun kini menghuni sel Mapolwiltabes Semarang. Berikut laporannya.
DITANGKAPNYA Taraf Kurniawan, anggota Komisi C DPRD Jateng, oleh petugas Satreskrim Polwiltabes Semarang mencengangkan banyak kalangan.Terlebih saat anggota Dewan dari Fraksi PAN tersebut ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus pembakaran gedung rapat paripurna lantai IV Gedung DPRD Jateng atau yang lebih dikenal dengan Gedung Berlian. Bagaimana tidak, jika anggota Dewan asal Kebumen tersebut justru ingin meluluhlantakkan gedung yang selama ini telah menjadikannya mempunyai status ‘terhormat’. Alasannya, Taraf mengaku kecewa dengan aturan KPU yang memberlakukan suara terbanyak berdasarkan keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) dalam pemilu legislatif.Sebab, aturan itulah yang kemudian dia anggap menjegal langkahnya untuk duduk kembali sebagai anggota DPRD Jateng periode 2009-2014.
Ya, suara yang didapat Taraf dalam Pemilu Legislatif 9 April lalu tidaklah signifikan. Taraf pun frustasi dan kecewa. Apalagi selama kampanye dia telah mengeluarkan biaya yang tak terbilang banyaknya.“Saya kecewa dengan aturan KPU,” ujar Taraf begitu dikeluarkan dari sel tahanan Polwiltabes Semarang untuk dipertemukan dengan Kapolda Jateng Irjen Alex Bambang Riatmodjo dan Kapolwiltabes Kombes Edward Syah Pernong, sebelum dimulainya gelar kasus tersebut, Senin (13/7).
Makanya, begitu KPU Jateng mengumumkan hasil penetapan anggota Dewan, Taraf pasang kuda-kuda untuk melampiaskan kekesalannya.Jauh-jauh hari, dia sudah merencanakan untuk membuat perhitungan. Namun sasarannya bukan gedung KPU, melainkan gedung DPRD, tempat dia selama lima tahun mengantor. Waktu pun dia pilih yakni Jumat 15 Mei pukul 12:30. Dia sengaja mengambil waktu itu karena memanfaatkan suasana sepi saat berlangsungnya shalat Jumat.
Beberapa jam sebelum kejadian, Taraf terlihat hilir mudik di dalam gedung. Kali pertama dia memantau lantai V kemudian masuk ke ruang Fraksi PAN. Dia ngobrol dengan beberapa rekan sejawat. Tak berapa lama dia pamit dengan alasan menunaikan shalat Jumat. Namun dia justru lalu lalang di ruang rapat paripurna.Saat lengang tak banyak orang, dia mengeluarkan botol minuman mineral berisi bensin yang sudah dipersiapkan dari rumah. Bensin lalu disiramkan ke lantai karpet. Dia menyulut korek api dan langsung kabur. Taraf turun ke lantai I dan meninggalkan gedung DPRD Jateng. Tak berapa api membesar. Kepulan asap memenuhi ruangan.
Beruntung ada berapa orang mengetahui hal tersebut dan langsung ke petugas keamanan gedung dan meneruskannya ke polisi dan kantor Dinas Kebakaran Kota Semarang. Api dapat dijinakkan, namun demikian ruangan rapat paripurna mengalami beberapa kerusakan. Polisi melakukan olah TKP dan forensik.
Izin Mendagri
Diperoleh hasil, dipastikan kebakaran dikarenakan api terbuka (open fire) bukan disebabkan korsleting. Ini artinya, ada orang yang sengaja menyulut api. Penyelidikan pun kemudian dipertajam. Sejumlah saksi-saksi dimintai keterangan. Tak tanggung-tanggung, 66 orang diperiksa. Tak terkecuali anggota Dewan dan sekretaris dewan yang saat kejadian berada di lokasi.
Penyelidikan polisi cukup njlimet karena harus metani keterangan saksi-saksi. Satu persatu dicros-chek. Rekaman CCTV juga diteliti. Saat itu polisi menemukan petunjuk ada sosok pria memakai kemeja safari yang tertangkap kamera. Namun wajahnya tidaklah cukup jelas. Hanya mengenakan baju safari dan menenteng tas kulit.
Petunjuk dari rekaman CCTV, bukti di lapangan, dan keterangan, diolah. Selama 1,5 bulan polisi melakukan pengembangan penyelidikan. Hingga akhirnya diperoleh gambaran tentang pelakunya. Polisi sebagaimana beberapa kalangan mencurigai, pelakunya adalah “orang dalam”. Meski demikian polisi tak ingin gegabah.
Setelah dirasa yakin pelaku mengarah ke Taraf, polisi masih butuh waktu. Pasalnya, karena Taraf anggota DPRD Jateng, butuh surat izin dari Menteri Dalam Negeri (Mendagri) untuk melakukan pemeriksaan. Setelah surat turun barulah polisi bergerak. Taraf ditangkap di rumahnya Jalan Bumirejo, Kebumen, Sabtu (11/7) pukul 20:30 oleh tim yang dipimpin langsung Kasat Reskrim Polwiltabes Semarang AKBP Roy Hardi Siahaan.
Sesampaianya di Polwiltabes pukul 22:00, Taraf langsung diperiksa maraton selama 14 jam. Hingga akhirnya Taraf tak bis berkutik. Dia mengaku mengakui perbuatannya. Dialah yang membakar ruang rapat paripurna. Motifnya dia kecewa dengan aturan KPU yang memberlakukan sistem suara terbanyak dalam pemilu legislatif April lalu. (Fahmi Z Mardizansyah, Adi Prianggoro, Widodo Prasetyo-76)
Taraf Sering Meracau setelah Jadi Tersangka
SOSOK Taraf Kurniawan di lingkungan DPRD Jateng sebenarnya bukanlah seorang newsmaker. Sebagai anggota dewan dari Fraksi PAN, di Gedung Berlian ia jarang sekali, bahkan tak pernah melontarkan pernyataan di media massa. Pun, untuk datang ke Gedung Berlian, tempat pengabdiannya kepada rakyat, ternyata jarang sekali dilakukan.
Hal inilah yang cukup sulit melacak informasi mengenai siapa Taraf Kurniawan. Sejumlah koleganya pun saat ditanya mengenai anggota Komisi C itu hanya menggelengkan kepala atau balik badan sambil bilang, ’’aku tidak tahu’’.Tetapi ada pula anggota dewan yang mau sedikit membuka ’’tabir’’ rahasia Taraf. Seorang rekan se-fraksinya yang enggan disebutkan namanya, sedikit banyak tahu soal Taraf. Ia menuturkan, meski berangkat dari partai yang sama, tetapi secara pribadi tidak begitu gathuk. ’’Orangnya susah digambarkan. Kalau tanya A jawabnya B. Terkadang nglantur sampai ke mana-mana,’’ katanya.
Rekan lainnya di Komisi C, Agus Abdul Latif menilai sikap Taraf mulai nganeh-nganehi terlihat saat dia ditetapkan jadi tersangka kasus bantuan sosial (bansos) oleh Kejari Kebumen. ’’Sering bergumam sendiri, melamun. Kalau ditanya kasusnya di Kebumen, jawabnya adalah jihad fisabilillah. Tanya pemilu, jawabnya perkembangan negara,’’ katanya tersenyum sambil geleng-geleng kepala.
Ketua Komisi C Kartomo pun mengakui, bila ditanya mengenai siapa Taraf, hanya menjawab sosok yang pendiam. ’’Kalau rapat, ya hanya duduk, datang, dan dengar. Tidak begitu lama menyimak, setelah itu pergi,’’ paparnya. Secara pribadi pun, meski kerap ngobrol tetapi irit dalam omongan, hanya seperlunya saja. Ia pun lantas menyebutkan selain pendiam, Taraf juga misterius.
Meski secara pribadi ada perilaku yang tidak nyambung, Taraf terbilang cukup kuat di PAN. Rekannya yang tak bersedia disebutkan namanya, menyatakan, soal rekam jejak, sebenarnya ia bukan orang PAN tulen. Sebelum bergabung dalam partai, ia pernah menjabat sebagai ketua sejumlah organisasi lain. Usut punya usut kuatnya Taraf ternyata masih keluarga dengan Ketua Umum PAN Soetrisno Bachir (SB). Istri keduanya yang bernama Dewi adalah keponakan SB. ’’Kami yang duduk di kepengurusan, sebenarnya sudah meminta SB tidak memasukkannya dalam caleg. Tetapi SB ngeyel. Jalan tengahnya, dipasang tetapi dengan nomor sepatu.
’’Sepak terjangnya saat duduk sebagai ketua DPD PAN Kebumen juga terbilang nyeleneh. Ia pernah berurusan dengan anggotanya. Saat itu menjelang Pemilu 2004, Muhammad Abduh ingin maju sebagai caleg DPRD Kebumen. Karena tidak suka, Taraf pun lantas membuang berkas pencalegannya. Jadinya KPU setempat tidak bisa menindaklanjuti. ’’Dibuang begitu saja. Alasannya sepele, tidak suka,’’ tukasnya.
Sampai masuk ke tahanan Mapolwiltabes, sikap ganjilnya tidak hilang. Bahkan semalaman ia teriak-teriak. Tidak itu saja, saat shalat pun jadi aneh karena terus-terusan sujud. (Dicky P, Widodo P-62)

Friday, May 01, 2009

kaki - kaki calon - calon presiden masa depan


mungkin di antara kaki-kaki ini salah satunya adalah calon presiden kita di masa depan!

*diambil dari Cover Belakang Majalah Pemeriksa Nomor 114/September-Oktober 2008

Thursday, April 30, 2009

REUNI AKBAR SMAN 1 KEBUMEN

Meski saya gak bisa hadir, tapi untuk menyukseskan acara tersebut saya publish aja di blog, mudah-mudahan banyak sahabat smansa Kebumen yang baca dan menghadiri acara ini.

Dalam rangkaian peringatan SMANSA Emas (Lustrum X) SMA Negeri 1 Kebumen akan mengadakan Reuni Akbar pada hari Minggu, 28 Juni 2009 pukul 09.00 WIB bertempat di SMA Negeri 1 Kebumen. Bagi para alumni bisa menghubungi koordinator masing-masing angkatan :
  1. Angkatan 1963 - 1975 (Ibu Dra. Siti Alfiah Anggraini - HP. 08122667442)
  2. Angkatan 1976 - 1979 (Bapak Drs. Bambang Suryono - HP. 08121597107)
  3. Angkatan 1980 - 1981 (Bapak Drs. H. Maskhemi, M.Pd. - HP. 081328755434)
  4. Angkatan 1982 (Bapak Drs. Lulus Triparyadi - HP. 081548839040)
  5. Angkatan 1983 (Ibu Titis - HP. 08122668444)
  6. Angkatan 1984 (Bapak Robani, M.Pd. HP. 081329952371)
  7. Angkatan 1985 (Bapak Tedjobroto, HP. 081327032753)
  8. Angkatan 1986 (Bapak dr. Chanif-HP. 0811261400 / dr. Agung / Sugeng, M.Si. Ak.-HP. 0816689153)
  9. Angkatan 1987 (Bapak Suharsono, HP. 081326828378)
  10. Angkatan 1988 - 1989 (Bp. Ary - HP. 08122749007, Bp. Didik - HP. 081802811170, Ibu. Hani'in - HP. 08170612800, Ibu Raras - HP. 08125558934, Ibu Ria - HP. 081327540002))
  11. Angkatan 1990 - 1992 (Bapak Yahya Mustofa-HP. 08164264484)
  12. Angkatan 1993 - 2000 (Amin B.U. HP. 081334598445, Fahmi HP. 081578716878)
  13. Angkatan 1998 (Ira P. HP. 081328271481 , Dwiatmi HP. 08122750933)
  14. Angkatan 2001 dst. (Ibu Dwi Subiyarti, HP. 08172827813)
Rekening :
BANK JATENG CABANG KEBUMEN
Atas Nama : IKASMA KEBUMEN
Nomor : 2-008-02995-7
Konfirmasi transfer ke bendahara (Ibu Dra. Yeni Puspita Sari, M.M.Pd. HP. 08122797292)

Demi suksesnya acara dimohon partisipasi segenap alumni untuk menyebarluaskan informasi ini.

Monday, April 27, 2009

Dari Dulu Kita Sudah Diperingatkan Bahaya Flu Babi

Kan sudah dibilangin, dan jelas dalilnya:
"Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging BABI,dan binatang (yang ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah. Tetapibarang siapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang ia tidakmenginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosabaginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."[Al Baqarah:173]

"Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging BABI, (daging hewan)yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yangjatuh, yang ditanduk, yang diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamumenyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala."[AlMaaidah: 3]
Katakanlah:"Tiadalah aku peroleh dalam wahyu yang diwahyukan kepadaku,sesuatu yang diharamkan bagi orang yang hendak memakannya, kecuali kalaumakanan itu bangkai, atau darah yang mengalir atau daging BABI - karenasesungguhnya semua itu kotor - atau binatang disembelih atas nama selainAllah.[Al An'aam: 145]

"Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan atasmu (memakan) bangkai, darah,daging BABI dan apa yang disembelih dengan menyebut nama selain Allah;tetapi barang siapa yang terpaksa memakannya dengan tidak menganiaya dantidak pula melampaui batas, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi MahaPenyayang. "[An Nahl: 115]

Monday, April 20, 2009

kabar baik

Setelah masalah Kisruh DPT membayangi pelaksanaan Pileg kemarin ditambah postingan tentang PNS Pusat yang banyak kehilangan hak pilih, akhirnya KPU kembali menggunakan sistem domisili untuk pemutakhiran DPS&DPT Pilpres yang akan digelar Juli besok.
Dan kemarin, sudah ada petugas dari kelurahan yang datang untuk mendata (alhamdulillah sudah tidak repot2 ke Kelurahan). Karena saya dan istri sudah punya KTP sini, tinggal adikku yang belum masuk DPS karena KTP-nya masih Kebumen. Langsung deh kita minta masukkin nama adikku ke DPS...
Petugas : Loh ini kok NIK-nya beda nomornya nya dengan KTP Mbak ya???
Istriku : Lah iya, kan ini KTP Jawa....
Petugas : Tidak punya KTP sini...??
Istriku : Mas pe Adik (Adik suami saya) kan cuma kuliah di sini, jadi gak bikin KTP sini...
Petugas : Tidak ada surat pindah ???
Istriku : Lah kan udah dibilang cuma kuliah kan gak perlu surat pindah....
(Untungnya, kata-kata terakhir Istriku cuma di hati, saking keselnya....Cape Deh....!!!)

Friday, April 03, 2009

Dalam Hal Pemilu, PNS Pusat Bukan Warga Negara yang Baik???

Menjelang Pemilu ini, saya tiba-tiba mikir serius tentang status PNS khususnya Pemerintah Pusat seperti saya. Hal ini tidak lepas dari maraknya pemberitaan tentang DPT ganda, DPT Fiktif, DPT bermasalah di berbagai daerah di Indonesia. Pangkal masalahnya menurut saya mungkin sistem pembuatan DPT yang mengambil dari Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) Pemerintah Kabupaten/Kota setempat. SIAK digunakan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota sebagai salah satu amanat Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan. Di sana disebutkan bahwa seorang penduduk hanya mempunyai satu Nomor Induk Kependudukan. Jadi kalo ada Pemda atau KPU yang bilang kalo NIK sama bisa untuk 2 orang atau satu orang ada 2 NIK itu adalah hal yang melanggar Undang-Undang. Ya kan???
Tapi bukan itu yang mau saya ceritakan di sini. Saya mau cerita, kalo sebagian besar pegawai di kantor saya tidak masuk dalam DPT Daerah Pemilihan tempat mereka tinggal. Loh, kok bisa? Ya bisa, karena SIAK itu... Dulu pas Pemilu Tahun 2004 pas saya masih kuliah, pendaftaran DPT itu lewat pendataan yang dilakukan oleh BPS. Jadi, orang yang gak punya KTP Solo (sebagian besar Mahasiswa) tetap bisa memilih karena terdata tinggal di Solo. Tapi untuk Tahun 2009 ini pemilih yang otomatis terdaftar adalah yang mempunyai KTP setempat. Padahal, PNS Pusat seperti saya kadang jika dipindahkan ke tempat tugas baru tidak meminta surat pindah dari tempat KTP asal, lah wong niatnya gak menetap kok... mikirnya paling 4 tahun lagi pindah.... Nah menurut SIAK, orang tidak bisa membuat KTP kalo tidak menyertakan Surat Pindah dari tempat asal. Pengendalian yang bagus bukan???? Toh itu yang membuat sebagia besar dari teman-teman berpikir.... ah gak punya KTP sini gak papa toh punya KTP Jawa yang notabene masih Indonesia hehehe.
Tapi imbas dari hal itu, gak terdaftarlah teman-teman di DPT Pemilu kali ini. Tentunya mereka terdaftar di DPT tempat asalnya masing-masing sesuai alamat KTP asal masing-masing. Menurut peraturan, orang yang punya hak pilih tapi tidak terdaftar karena tidak mempunyai KTP tempat ia tinggal sekarang, bisa mengurus untuk menambah DPT dengan cara meminta salinan DPT tempat asal orang tersebut yang tertera namanya kemudian mendaftarkan di PPS tempat ia tinggal sekarang. Tapi...... ngapain repot-repot gitu. Lah Memilih itu kan hak, kok harus ngurusin ini itu kita sendiri...ya Emoh lah.... harusnya pemerintah kan memfasilitasi orang menggunakan hak pilihnya. Nah akibat dari itu, teman-teman berpikir, “Gak Ikut Memilih juga Gak Papa”
Loh, kenapa gak milih di tempat asal kita aja??? Pulang??? Pulang Kampung pas lebaran aja setengah mati ngumpulin duitnya apalagi pulang hanya untuk Pemilu yang kalo gak cuti paling Cuma dapet 4 hari. Itung2annya rugi kalo dibanding income kita per bulan. Belum lagi kalo pulang pasti banyak dana non-budjeter dikeluarkan.
Sekarang kita mulai itung-itungan meskipun hitungan kasar ya. Kalo di suatu Provinsi ada sekitar 20 instansi vertikal, masing-masing punya 100 pegawai, yang terdaftar DPT Cuma 10 orang (yang termasuk warga negara yang patuh pada SIAK) maka yang tidak menggunakan hak pilih dalam provinsi itu 90 orang x 20 kantor = 1800 orang. Itu dalam satu provinsi, kalo di seluruh Indonesia berarti 33 provinsi maka yang dipastikan Golput = 1800 Orang x 33 Provinsi = 59.400 orang. Nah Loh, berarti sebagian Golput dari PNS Pusat...??? Signifikan gak ya??? Dari Jumlahnya mungkin gak terlalu dignifikan dibandingkan jutaan pemilih yang menggunakan hak pilihnya, tapi yang Golput ini PNS loh.Yang seharusnya menjadi warga negara yang baik dengan mensukseskan program pemerintah melalui Pemilu!!!!!
Trus salah siapa dong...??? Males ah main salah-salahan melulu. Lebih baik ke depannya sistem pendaftaran DPT diperbaiki, mungkin kombinasi antara sistem di Tahun 2004 dan Tahun 2009 ini. Tapi, tulisan saya ini dibaca Mendagri atau KPU gak ya??????????