Tuesday, August 05, 2008

turut berduka...

tercatat sabtu siang (02/08) pukul 12.51 WIB, sebuah SMS masuk ke ponselku.
"Siang, Imam. Aku lg nunggu Bapakku di RS PKU Sruweng. Sakit Kuning, typus, organ cerna parah. Minta tlg di-DOAkan ya. Nuwun...."
SMS itu dari Ari Srundeng / Bowing. Aku baru sempat baca sms itu maghrib, karena memang biasa kalo hari Sabtu-Ahad aku silent Hpku... (tujuannya untuk Familuy Day di rumah bareng Fathan)
Aku tidak langsung balas, karena bingung aku harus jawab apa sms itu. Lebih baik langsung ikut mendoakannya agar diberi kesembuhan.
Sampai Ahad pagi, tidak ada kabar lagi dari Bowing, aku pikir semua baik-baik saja.
Ahad itupun masih Family Day, Hp ku-silent.
Abis Dzuhur (jam 13-an WITA), aku cek HP. Ada sms dari Ikha Novi. Tercatat pukul 11.48 WIB (12.48 WITA?). Isinya singkat, "Mam, ayah ari wibowo meninggal td pagi dimakamkan nanti jam 16. Glekk. Innalillahi....
Dan setelah itu banyak sms mengabarkan meninggalnya Pak Prayit, Ayah Bowing.
Aku tidak bisa berbuat banyak. Aku hanya turut mendoakan semoga yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan mendapatkan hikmah di setiap kejadian.
Bowing bagiku sudah seperti Saudara yang banyak membantuku dalam berbagai hal. Banyak petualangan yang telah kami lewati bersama sejak jaman PMR SMA dulu. dari sanalah aku mengenal bahwa dia sosok yang ringan tangan, suka membantu, ramah, bersahabat... meski ada perbedaan keyakinan di antara kita. Namun kami semua tidak pernah mempermasalahkannya. Karena kami tidak menjadikan hal itu sebuah tembok pemisah, melainkan masing-masing bilik yang kami masuki pada waktunya.
Bowing anak laki-laki tertua. Dan aku percaya dia bisa menghadapi kejadian ini dengan sikap dewasa. Yah, aku yakin, dia bisa menggantikan bapaknya sebagai kepala keluarga.
Sobat, maaf aku tidak bisa hadir langsung untuk bertakziah ke rumahmu. Aku turut berduka.

No comments:

Post a Comment