Wednesday, April 25, 2007

Namanya Tarsius (2)

masih penasaran tentang "Tarsius", ini nih ulasannya....

tarsius imut
segede apa sih Tarsius?

"Tarsius Spectrum", Primata Terkecil Terdapat Di Sulut

Primata (jenis monyet) terkecil di dunia ini namannya Tarsius. Tarsius Spectrum ini, hanya ada di wilayah Sulawesi, antara lain di Selatan maupun utara. Di Sulut, Tarsius ini ada di Bitung, yaitu di Cagar Alam Tangkoko. Tak ada negara mana pun di dunia yang memiliki Tarsius ini. Sehingga, masyarakat Manado, Sulut, membanggakannya seperti membanggakan Pulau Bunaken dengan kekayaan bawah lautnya yang begitu menawan.

Jika ke Manado dan sudah ke Bunaken, tak rugi menambah deretan objek wisatanya dengan berkunjung ke Tangkoko ini, untuk berkenalan dengan si Tarsius. Mengamati wajahnya, tampak perpaduan dari berbagai binatang yang mungkin sudah dikenal sebelumya, misalnya saja sepintas mirip koala, kus-kus, atau juga melihat matanya yang besar mirip burung hantu. Terkadang juga mengingatkan mahkluk kecil mengerikan bernama Gremlin dalam film berjudul serupa. Apalagi kalau mulutnya yang lebar menyeringai memperlihatkan susunan giginya yang bertaring tajam. Dan, apabila melihat sosoknya yang kecil, bakal membuat orang yang melihat begitu gemas. Rasanya ingin ditenteng-tenteng dan digantung-gantung di bawa kemana-mana.

Tetapi, sampai saat ini Tarsius tak bisa seenaknya ditangkap atau diperjualbelikan. Malah masuk dalam daftar hewan yang dilindungi secara keras dan betul-betul harus dilestarikan keberadaannya. Karena memang merupakan salah satu kekayaan alam yang hanya ada di bagian wilayah Indonesia itu. Sesungguhnya, tidak aneh apabila binatang Tarsius hanya ada di wilayah Sulawesi. Sebab provinsi yang terletak Di Indonesia bagian timur itu memang selama ini dikenal paling komplet memiliki hewan primata (jenis monyet). Yang membuat Sulawesi banyak punya koleksi primata tentu saja karena letaknya yang tepat diantara garis Wallace, yaitu garis pemisah antara Benua Asia dan Australia. Karena letaknya itulah maka banyak binatang secara alamiah berevolusi dengan alam, atau tetumbuhan yang ada. Maka, untuk jenis hewan monyet, muncul yang berwarna putih seperti Anoman dalam kisah pewayangan, juga ada yang berwarna kuning. Pendek kata, sangat beragam, sehingga muncul pula jenis yang dinamakan Tarsius ini. Dia digolongkan ke dalam jenis primata, sebab, secara morfologi memang mempunyai ciri-ciri seperti dimiliki oleh umumnya binatang jenis monyet. Punya ekor, tubuhnya dipenuhi bulu dan bentuk jari-jari tangan dan kakinya persis monyet.

Tarsius agak berbeda dengan primata lainnya hanya dalam soal makan. Umumnya binatang primata memakan tumbuhan dan buah-buahan. Monyet, umumnya dikenal makan pisang, kacang dan buah lainnya. tetapi Tarsius lebih senang jika diberi makan serangga ketimbang buah atau tumbuhan. Ya, Tarsius juga gemar memakan serangga dan cecak.

Jika siang hari Tarsius lebih senang mendekam di kandang dan terlindung dari sinar matahari. Tarsius memang termasuk binatang malam. Jika malam hari tiba, bulatan hitam dimatanya melebar. Maka pandangan matanya pun menjadi tajam, sanggup menembus kegelapan seperti Vampire atau juga paniki (kalong, kelelawar).

Kendati di sejumlah kebun binatang di Indonesia sudah mempunyai koleksi Tarsius, tetapi kalau sudah sampai di Manado, memang lebih asyik melihat langsung ke habitat Tarsius yaitu Cagar Alam Tangkoko itu, Tetapi terkadang, di cagar alam justru sulit menemukannya. Apalagi di siang hari binatang imut-imut ini lebih suka menyembunyikan dirinya. Maka, salah satu alternatifnya dengan mendatangi rumah Ny. Gumolang di Bitung. Karena di tengah-tengah kebun kelapanya, ia memelihara banyak binatang dan salah satu yang menjadi daya tarik tentu saja Tarsius. Penerima Kalpataru ini mengaku sehari bisa menghabiskan uang minimal Rp 100 ribu untuk membeli aneka makanan bagi binatang peliharaannya, termasuk Tarsius. Ia membeli cecak atau serangga untuk Tarsiusnya perekor Rp 100.
Karena kecintaanya yang begitu dalam terhadap satwa, ia rela mengeluarkan banyak dana perbulannya untuk binatang-binatang itu yang kalau sudah berkembang biak juga dilepaskannya ke alam bebas, habitat mereka. Begitu pula Tarsius. Menurut Ny Gumolang ia telah banyak melepas hewan tersebut ke habitatnya di Tangkoko.


Tarsius memang termasuk binatang yang mudah berkembang biak. Sementara itu, di rumah Ny Gumolang yang dikelilingi satwa itu, hampir setiap hari dikunjungi orang, termasuk para peneliti dari berbagai negara maupun LIPI Bogor. "Berapa kali sehari Tarsius ini kencing Bu?" begitu salah satu pertanyaan yang dilontarkan kaum peneliti. Maklum, namanya peneliti atau kaum ilmiah, tentu segala sesuatu ditanya secara rinci. Ketimbang harus berkemah di cagar alam untuk mengamati kehidupan Tarsius siang dan malam, maka tentulah lebih gampang bertanya apa saja pada si empunya Tarsius, begitulah barangkali pertimbangannya.


Karena sudah terbiasa ditanya itulah maka dengan lancar Ny Gumolang membeberkan sejumlah keistimewaan Tarsius ini kepada Pembaruan saat berkunjung ke rumahnya. "Tarsius ini unik, kepalanya bisa diputar 180 derajat, Dia juga mirip dengan anatomi tubuh manusia, lihat saja, jari tangan dan yang ada lima ruas itu. Dan ketika diadakan penelitian oleh seorang profesor dari Australia, diketahui darah Tarsius itu ternyata sama dengan darah manusia yang berjenis O", bebernya.


Keunikan Tarsius juga pada caranya bersosialisasi. Tarsius cukup puas dengan satu betina dan satu jantan, sehingga disebut bermonogami. Bentuk tubuhnya yang amat mini untuk ukuran jenis primata, membuat para pemburu umumnya tak tertarik untuk memangsanya. Tarsius dianggap tak menimbulkan selera dimakan, sebab tubuhnya yang begitu imut-imut dan seperti tak berdaging.
Tetapi, kalau orang tertarik untuk menggenggamnya dan menjadikannya sebagai gantungan kunci, boleh juga Pemda setempat di mana Tarsius ini berada, perlu memikirkan suvenir bagi turis yang berbentuk Tarsius, monyet terkecil di dunia.

Dicukil dan di-goggling dari Harian Umum Suara Pembaruan, 20 Februari 1995

2 comments:

  1. mau dong alamat dan no telp nya Mika Gumolang....

    Tx Ya, ni No Saya. Bisa smsin ke sini ya. Terima kasih, DItunggu secepatnya ya....

    (Ngesti : 085624108864)

    ReplyDelete
  2. Anonymous8:08 PM

    Salam kenal Tanta...Kita Fordy Lembong. Kita dulu sempat da iko KSBK (Konservasi Satwa Bagi Kehidupan), mar di Malang (Jawa Timur). Kong sekarang kita so nda aktiv lagi di KSBK sejak KSBK so berubah jadi Pro FAUNA dibawah naungan WALHI. Nanti kalo kita ada rencana mo pulang kampung (Manado) deng so takumpul tu doi, kita pasti mo singga pa tanta Gumolang pe tampa mo lia dari dekat tu Tarsius..Boleh to...hehehe. Soalnya selama kita da iko KSBK, torang cuma dali lewat foto deng gambar2 kasiang..jadi boleh to satu waktu mo singga..Ohiya makase banya sebelumnya ne tanta...

    ReplyDelete